Donovan Mitchell Marah Dengan Performa Jelek Cavs. Donovan Mitchell, bintang utama berusia 30 tahun, secara terbuka menyuarakan kemarahannya atas performa jelek timnya belakangan ini, terutama setelah kekalahan memalukan 119-111 di overtime melawan Charlotte Hornets pada 14 Desember 2025. Mitchell, yang hanya mencetak 17 poin dengan akurasi buruk 6 dari 24 tembakan, mengambil tanggung jawab penuh dan bahkan membenarkan boo dari pendukung kandang. Ia menyatakan “saya juga akan boo kami” dan menekankan bahwa tim tidak boleh pakai cedera sebagai alasan. Kekalahan ini jadi puncak dari tren negatif, dengan enam kekalahan dalam sembilan laga terakhir, membuat harapan tinggi musim ini mulai pudar. TIPS MASAK
Jalannya Laga Melawan Hornets: Donovan Mitchell Marah Dengan Performa Jelek Cavs
Pertandingan kandang dimulai biasa saja, tapi tim tuan rumah sempat bangkit di kuarter keempat untuk memaksakan overtime. Sayangnya, di periode tambahan, mereka gagal mencetak satu poin pun—pertama kalinya dalam satu dekade sebuah tim dibuat scoreless di overtime. Mitchell melewatkan jumper potensial pemenang di akhir regulation, dan secara keseluruhan tampil di bawah standar. Meski sempat unggul berkat kontribusi rekan seperti Darius Garland yang cetak 26 poin, pertahanan rapuh dan eksekusi buruk di momen krusial membuat Hornets, tim dengan rekor buruk, mencuri kemenangan. Ini jadi kekalahan ketiga dalam empat laga kandang terakhir yang diakhiri boo keras dari pendukung.
Tanggapan Mitchell atas Kritik Pendukung: Donovan Mitchell Marah Dengan Performa Jelek Cavs
Mitchell tidak menghindar saat ditanya soal boo pendukung. Ia bilang “kami pantas dapat itu” dan “saya pernah jadi fans, saya juga akan boo kami”. Sikap ini tunjukkan kematangan, tapi juga kemarahan mendalam atas inkonsistensi tim. Ia akui malam itu adalah “malam buruk yang tidak boleh saya miliki”, karena saat ia tampil biasa saja, tim langsung goyah. Meski baru cetak 48 poin di laga sebelumnya melawan Washington Wizards, Mitchell tekankan bahwa ketergantungan pada performa individunya jadi masalah besar. Ia tolak alasan cedera, meski tim memang kehilangan beberapa pemain kunci, dan desak semua untuk lebih baik tanpa mencari pembenaran.
Dampak Cedera dan Tren Negatif Musim Ini
Musim ini jauh dari ekspektasi setelah start bagus tahun lalu. Cedera jadi faktor, tapi Mitchell tegaskan mayoritas masalah ada pada eksekusi dan mental tim. Mereka sering mulai lambat, baru surge di akhir, dan terlalu bergantung pada heroik Mitchell. Kekalahan dari tim bawah seperti Hornets dan sebelumnya dari lawan inferior lain buat posisi di klasemen konferensi timur melorot. Dengan hampir 30 laga berlalu, waktu untuk perbaikan semakin sempit. Mitchell soroti perlunya unity di ruang ganti, tapi situasi ini picu pertanyaan soal komposisi skuad dan apakah cukup untuk bersaing di level tertinggi.
Kesimpulan
Kemarahan Donovan Mitchell atas performa jelek timnya jadi cermin dari krisis yang sedang dialami. Dari kekalahan memalukan di overtime hingga boo pendukung yang dibenarkannya, ini jadi alarm keras bahwa perubahan mendesak diperlukan. Mitchell, dengan sikap akuntabelnya, tetap jadi harapan utama, tapi jelas tim butuh kontribusi merata untuk bangkit. Di tengah musim yang masih panjang, momen ini bisa jadi titik balik jika dijadikan motivasi. Penggemar pantas kecewa, tapi unity dan fokus bisa ubah arah. Mitchell sudah tunjukkan kepemimpinan, kini giliran tim ikuti jejaknya untuk selamatkan musim ini.