
Kevin Durant Dukung Westbrook dari Kritikan Haters. Di tengah hiruk-pikuk persiapan musim NBA 2025-2026, sebuah klip lama dari dokumenter “Passion Play” tahun 2021 tiba-tiba meledak kembali di media sosial, membangkitkan nostalgia sekaligus perdebatan panas seputar Kevin Durant dan Russell Westbrook. Klip itu menampilkan Westbrook yang terkejut dan tertawa getir saat mendengar Durant meninggalkan Oklahoma City Thunder untuk bergabung dengan Golden State Warriors pada 2016, setelah Thunder membuang keunggulan 3-1 di Western Conference Finals. “Ini nggak mungkin benar… Dia nggak bakal ke tim yang baru ngalahin kita,” kata Westbrook saat itu, mencerminkan kekecewaan mendalam. Video ini, yang viral pada 17 September 2025, memicu gelombang kritik dari haters terhadap Westbrook—beberapa menuduhnya sebagai penyebab utama kekalahan itu, sementara yang lain mengejek perjalanan kariernya pasca-Durant. Namun, di saat yang sama, Durant muncul sebagai pembela setia mantan rekannya. Melalui wawancara baru-baru ini di podcast Athlon Sports pada 22 Juni 2025, Durant tak segan memuji Westbrook sebagai “pemain paling eksplosif yang pernah saya lihat,” dan secara terbuka menolak spekulasi reuni di Houston Rockets sambil menekankan rasa hormatnya yang tak pudar. Dukungan ini bukan sekadar nostalgia; ia menjadi pengingat akan ikatan kuat dua bintang yang pernah mendominasi liga bersama. Di era di mana media sosial memperbesar setiap kesalahan, langkah Durant ini seperti angin segar, menyoroti solidaritas di balik rivalitas NBA yang sering kali terlupakan. BERITA VOLI
Bagaimana Hubungan Kevin Durant dengan Rusell Westbrook: Kevin Durant Dukung Westbrook dari Kritikan Haters
Hubungan Kevin Durant dan Russell Westbrook adalah salah satu cerita paling ikonik dalam sejarah NBA modern, penuh dengan bromance, ketegangan, dan rekonsiliasi yang membuatnya terasa seperti plot film Hollywood. Mereka mulai bersatu pada 2008 di Seattle SuperSonics yang segera bertransformasi menjadi Oklahoma City Thunder, di mana keduanya berkembang dari rookie berbakat menjadi duo mengerikan yang membawa Thunder ke puncak Barat. Durant, dengan tendangan panjangnya yang mematikan, dan Westbrook, dengan kecepatan kilat serta kemampuan triple-double-nya, saling melengkapi sempurna. Pada musim 2011-2012, mereka memimpin tim ke NBA Finals, kalah dari Miami Heat, tapi meninggalkan warisan sebagai salah satu backcourt paling dinamis. Westbrook sering disebut sebagai “pengawal” Durant di lapangan, dengan kemampuan bertahanannya yang luar biasa—bahkan Durant sendiri pernah bilang, “Russ adalah penjaga terbaik yang pernah saya punya terhadap lawan.” Di luar lapangan, ikatan mereka seperti saudara: mereka berlatih bersama, berbagi mimpi gelar, dan Westbrook bahkan disebut sebagai “kakak” bagi Durant di awal karier.
Namun, retak mulai muncul pada 2016. Setelah Thunder gagal menutup seri melawan Warriors, Durant memilih pindah ke Golden State, keputusan yang menyakitkan bagi Westbrook. Seperti yang terungkap dalam klip viral baru-baru ini, Westbrook merasa dikhianati—”Saya marah, kecewa, tapi saya tertawa karena nggak percaya dia bakal ke sana.” Keputusan itu memicu narasi bahwa Westbrook adalah “penjahat” yang mendorong Durant pergi, meski Durant selalu membantahnya. Pasca-perpisahan, hubungan mereka sempat dingin: Durant menang dua gelar dengan Warriors, sementara Westbrook meraih MVP 2017 dengan rata-rata triple-double bersejarah, tapi tanpa Durant, Thunder tak pernah kembali ke puncak. Ada momen tegang, seperti pertengkaran sengit di lapangan pada 2017 di mana Westbrook menantang Durant secara verbal, tapi itu justru menunjukkan kedalaman persaingan mereka.
Seiring waktu, air mulai tenang. Pada 2023, saat bertemu di playoff sebagai lawan—Durant di Suns, Westbrook di Clippers—keduanya berpelukan hangat setelah pertandingan, menandakan rekonsiliasi. Durant bahkan membela Westbrook dari kritik saat itu, menyebutnya sebagai “pemain yang memberikan segalanya.” Kini, di 2025, dengan Durant di Rockets dan Westbrook sebagai free agent potensial setelah opt-out dari Nuggets, spekulasi reuni muncul. Dalam wawancara Juni lalu, Durant menjawab tegas saat ditanya soal merekrut Westbrook: “Saya hormati dia sebagai saudara, tapi itu bukan prioritas sekarang.” Hubungan mereka kini lebih matang—bukan lagi duo muda penuh api, tapi dua veteran yang saling mengakui kontribusi satu sama lain. Westbrook pernah bilang, “KD adalah saudara saya selamanya,” dan Durant membalas dengan pujian berulang: “Dia mengubah cara saya melihat permainan.” Di balik gemerlap dua cincin Durant dan rekor triple-double Westbrook, ikatan ini tetap menjadi fondasi yang membuat NBA lebih manusiawi.
Kritikan Apa yang Dilempar Kepada Westbrook: Kevin Durant Dukung Westbrook dari Kritikan Haters
Russell Westbrook, meski punya resume cemerlang—MVP, pemegang rekor triple-double terbanyak, dan karir penuh intensitas—telah menjadi sasaran empuk haters sejak meninggalkan Thunder. Kritik dimulai pasca-2016, ketika Durant pergi, dan haters menyalahkannya sebagai “penyebab utama” kekalahan 3-1 itu. Mereka bilang Westbrook terlalu egois, memaksa tembakan sulit alih-alih passing ke Durant di momen krusial, meski statistik menunjukkan ia rata-rata 30 poin dan hampir triple-double di seri itu. Narasi ini meledak lagi dengan klip “Passion Play” pada September 2025, di mana haters di X dan Reddit mengejek Westbrook sebagai “pemain yang hancurkan dinasti,” seolah ia yang mendorong Durant keluar. Beberapa bahkan membandingkannya dengan “pengkhianat” sebaliknya, mengabaikan fakta bahwa Durant yang memilih Warriors.
Kritik berlanjut sepanjang kariernya. Di Houston Rockets (2019-2020), haters menuduhnya gagal cocok dengan James Harden, menyebabkan trade yang kacau. Di Washington Wizards (2020-2021), meski memecahkan rekor triple-double Oscar Robertson, ia dikritik karena turnover tinggi dan ketidakefisienan shooting—rata-rata 43% dari lapangan dianggap “membuang peluang playoff.” Puncaknya di Los Angeles Lakers (2021-2023): Westbrook dijuluki “Westbrick” oleh haters, termasuk insiden viral di mana Magic Johnson salah sebut namanya begitu. Video dia berdiri sendirian saat huddle tim menjadi meme, dianggap sebagai bukti ia “nggak cocok dengan LeBron dan AD.” Musim 2022-2023, Lakers finis play-in, dan Westbrook disalahkan sepenuhnya, meski cedera dan ketidakcocokan sistem lebih berperan. Di Clippers (2023-2024), kritik mereda sedikit dengan peran bench-nya yang solid—11 poin dan 5 assist off bench—tapi haters tetap nyelekit soal shooting 30% dari three-point.
Di Denver Nuggets musim 2024-2025, Westbrook tampil impresif: 13.3 poin, 6.1 assist dalam 75 game, bantu Nuggets capai semifinal Barat. Tapi saat opt-out Juni 2025, haters bilang ia “lari dari tim juara” dan “tak pernah belajar dari kesalahan.” Kritik ini sering toksik: bukan hanya soal performa, tapi serangan pribadi ke gaya hidupnya, keputusan karier, dan bahkan penampilannya. Seperti kata Durant dulu, “Dialog di NBA terlalu beracun”—haters lupa Westbrook adalah alasan Thunder jadi powerhouse awal 2010-an, dan kontribusinya di usia 36 tahun masih vital. Viral klip 2025 hanya memperburuk, dengan ribuan komentar mengejeknya sebagai “penjahat OKC,” mengabaikan konteks bahwa Durant sendiri bilang perpisahan itu “pilihan pribadi, bukan salah Russ.”
Bagaimana Cara Kevin Durant Mendukung Westbrook
Kevin Durant tak pernah ragu berdiri di sisi Westbrook saat badai kritik datang, dan dukungannya selalu datang dari hati—bukan sekadar kata-kata, tapi pengakuan atas perjuangan mantan rekannya. Pertama kali terlihat jelas pada 2016, ketika Durant membela Westbrook dari kritik Mark Cuban yang bilang Russ “All-Star tapi bukan superstar.” Durant langsung sebut Cuban “idiot,” dan Westbrook bilang itu “sangat berarti” baginya. Pola ini berulang: pada 2022, saat Westbrook dihujani hate di Lakers karena video huddle, Durant tweet dan bicara di media, “Saya benci cara mereka merendahkan dia dan permainan kita. Itu toksik.” Ia tekankan bahwa kritik on-court wajar, tapi serangan pribadi kelewatan, terutama untuk pemain seperti Westbrook yang “memberi segalanya setiap malam.”
Pada 2023, di playoff Suns vs Clippers, Durant dan Chris Paul berpelukan dengan Westbrook pasca-game, dan Durant bilang, “Russ punya energi yang tak tergantikan—haters lupa betapa dia berjuang.” Dukungan ini naik level di 2025. Saat klip “Passion Play” viral 17 September, Durant respons di X dengan thread panjang: “Russ adalah saudara saya. Yang kalian lihat di video itu adalah rasa sakit kita semua rasakan saat gagal di 2016. Bukan salah dia—kami tim, dan haters cuma cari kambing hitam.” Ia tambahkan, “Russ bikin saya lebih baik setiap hari di OKC. Dia penjaga terbaik yang pernah saya punya.” Dalam wawancara Athlon Sports Juni 2025, ditanya soal rekrut Westbrook ke Rockets, Durant bilang, “Saya dukung dia ke mana pun—dia layak tim yang hargai legacy-nya. Jangan dengar haters; fokus pada apa yang bikin kamu bahagia.” Ini bukan dukungan kosong; Durant sering retweet highlight Westbrook, seperti triple-double terbarunya di Nuggets, dengan caption “Masih beast mode.”
Cara Durant mendukung juga strategis: ia gunakan platformnya untuk alihkan narasi. Pada 2022, ia kritik media NBA karena “meledakkan hal kecil seperti Russ miss layup,” dan dorong fokus ke kontribusi positif. Di 2025, saat spekulasi free agency Westbrook, Durant tolak rumor reuni sambil puji: “Russ lebih impactful daripada yang kalian pikir—dia ubah permainan dengan intensitasnya.” Dukungan ini tak hanya verbal; Durant pernah undang Westbrook latihan pribadi di offseason, meski beda tim. Bagi Durant, yang sendiri pernah hadapi hate pasca-“team-up” di Warriors, ini soal solidaritas: “Kami sama-sama rasain tekanan besar. Russ tangguh, dan saya di sini untuk ingatkan dia itu.” Melalui tweet, wawancara, dan momen pribadi, Durant jadi perisai bagi Westbrook, membuktikan persahabatan mereka lebih kuat dari kritik apa pun.
kesimpulan: Kevin Durant Dukung Westbrook dari Kritikan Haters
Dukungan Kevin Durant terhadap Russell Westbrook di tengah kritik haters adalah cerita yang menyentuh hati di dunia NBA yang sering kali kejam. Dari duo legendaris OKC hingga rekonsiliasi dewasa di 2025, Durant tak henti-hentinya angkat suara untuk mantan rekannya—menolak narasi toksik, memuji legacy Westbrook, dan ingatkan bahwa kegagalan 2016 adalah tanggung jawab tim, bukan individu. Saat klip viral memicu badai baru, respons Durant seperti beacon: “Russ adalah saudara, dan haters nggak paham perjuangannya.” Bagi Westbrook, yang kini free agent di usia 36 dengan karir penuh rekor tapi juga luka, dukungan ini bisa jadi dorongan untuk babak baru—mungkin di tim yang beri peran sempurna. Bagi NBA, ini pengingat bahwa di balik statistik dan drama, persaudaraan sejati tetap ada. Musim 2025-2026 mungkin bawa reuni tak terduga, tapi yang pasti, Durant sudah buktikan: tak ada hate yang bisa pisahkan ikatan seperti ini. Westbrook layak comeback gemilang, dan dengan teman seperti Durant, peluangnya terbuka lebar.