Pemilik Minoritas Tuduh Max Ishbia Jadikan Suns Tabungan. Drama kepemilikan di dunia bola basket profesional mencapai puncak baru dengan gugatan terbaru dari dua pemilik minoritas Phoenix Suns. Pada 24 November 2025, Scott Seldin dan Andy Kohlberg mengajukan dokumen di Pengadilan Negara Bagian Delaware, menuduh pemilik mayoritas Mat Ishbia—yang mengakuisisi tim pada 2023—mengubah Suns menjadi “tabungannya pribadi” melalui serangkaian transaksi konflik kepentingan. Tuduhan ini muncul sebagai balasan atas gugatan balik Ishbia pada Oktober lalu, yang menyebut klaim mereka sebagai upaya pemerasan. Ishbia, yang kini pegang sekitar 85 persen saham, dituduh merahasiakan catatan internal dan menjalankan tim untuk keuntungan bisnis pribadinya, termasuk perusahaan hipoteknya. Di tengah musim 2025-26 yang dimulai dengan rekor 8-5, pertikaian ini mengancam stabilitas tim yang sedang bangkit pasca-era Robert Sarver. INFO CASINO
Latar Belakang Kepemilikan Mat Ishbia: Pemilik Minoritas Tuduh Max Ishbia Jadikan Suns Tabungan
Mat Ishbia mengambil alih Suns dan Mercury pada Februari 2023 dengan valuasi sekitar 4 miliar dolar, menjanjikan era baru setelah investigasi liga soal Sarver. Sebagai CEO perusahaan hipotek terbesar di Amerika, Ishbia cepat beli saham minoritas lain, tinggalkan hanya Seldin dan Kohlberg sebagai pemegang saham tersisa dari era sebelumnya. Seldin, pengusaha real estate Arizona, dan Kohlberg, mantan pemain tenis yang kini jalankan bisnis panti jompo, beli saham sejak 2004. Ishbia klaim investasi ratusan juta dolar pribadinya ke tim dan komunitas, termasuk menu nilai 2 dolar untuk pertandingan dan kesepakatan hak siar lokal gratis. Namun, minoritas tuduh transformasi ini justru buat Suns rugi, dari tim untung jadi merah, dengan Ishbia jalankan seperti “fiefdom pribadi” untuk untungkan bisnis eksternalnya.
Tuduhan Transaksi Konflik dan Penyalahgunaan: Pemilik Minoritas Tuduh Max Ishbia Jadikan Suns Tabungan
Dokumen gugatan sebut Ishbia lakukan “daftar panjang transaksi konflik” yang hanya sebagian diketahui minoritas. Contoh utama: pinjaman ke Suns dengan bunga jauh di atas pasar, jual hak penamaan arena ke afiliasi perusahaan hipoteknya tanpa ungkap detail ke mitra, dan sewa fasilitas latihan Mercury dari dirinya sendiri dengan tarif tak terbuka. Selain itu, Ishbia dirikan entitas baru bernama “Player 15 Group” yang diduga pegang aset milik Suns. Pengacara minoritas, Michael Carlinsky, sebut skema ini picu pengurangan substansial saham Ishbia. Mereka klaim Ishbia tak jalankan Suns untuk untungkan perusahaan, tapi untuk keuntungan pribadi, termasuk lewat perusahaan hipoteknya. Tuduhan ini soroti kurangnya transparansi, di mana minoritas tolak akses catatan keuangan, langgar kewajiban fidusia.
Sengketa Modal dan Gugatan Balik
Pemicu utama: panggilan modal pada 2 Juni 2025, yang minoritas sebut Ishbia gunakan untuk tekan dan encerkan saham mereka dengan batas 10 hari. Seldin dan Kohlberg bayar porsi mereka tepat waktu, tapi tuduh Ishbia lewatkan tenggat sendiri dan sembunyikan dengan konversi utang-ke-ekuitas. “Ishbia jatuh ke jebakan sendiri,” kata dokumen, yang bisa hapus nilai bersihnya dan ancam statusnya sebagai pemilik liga. Ishbia balas gugat pada Oktober, tuduh duo itu incar buyout lebih besar dan sebut klaim mereka “pemerasan tak berbasis.” Juru bicara Suns bilang Ishbia suntik ratusan juta ke tim, tapi minoritas argumen itu tak ganti kerugian akibat self-dealing. Pertikaian ini tambah tujuh gugatan lain terhadap organisasi, termasuk tuduhan diskriminasi dari karyawan.
Kesimpulan
Gugatan minoritas terhadap Mat Ishbia ungkap retak dalam kepemilikan Suns, di mana ambisi pribadi diduga prioritaskan atas kesejahteraan tim. Dengan tuduhan tabungan pribadi dan transaksi tersembunyi, Seldin dan Kohlberg tuntut transparansi dan mungkin pengurangan saham Ishbia, sementara pihaknya sebut ini upaya freeload. Saat tim berjuang di puncak Barat dengan bintang seperti Kevin Durant, pertikaian ini bisa ganggu fokus, tapi juga dorong reformasi tata kelola. Bagi Suns, ini ujian integritas pasca-akuisisi—apakah Ishbia bangun dinasti atau runtuhkan fondasi? Sidang mendatang akan tentukan, tapi satu hal pasti: era baru dimulai dengan badai hukum yang tak terhindarkan.