Alperen Sengun Ingin Hapus Jejaknya Sebagai Baby Jokic. Di tengah musim NBA 2025-26 yang semakin panas, Alperen Sengun kembali jadi sorotan bukan karena gol-gol briliannya, tapi pernyataan tegasnya soal julukan yang melekat sejak rookie season. Pusat Houston Rockets berusia 23 tahun itu bicara blak-blakan saat latihan pra-laga melawan Denver Nuggets, Jumat 21 November 2025: “Jokic adalah pemain yang saya kagumi saat masuk liga, tapi sekarang saya punya gaya sendiri, tim sendiri. Saya sedang tulis cerita saya sendiri.” Pernyataan ini langsung viral, terutama usai kekalahan tipis 109-112 dari Nuggets malam itu—di mana Sengun cetak 14 poin, lima rebound, enam assist, tapi kalah duel bawah ring lawan idola lamanya. Julukan “Baby Jokic” yang lahir dari kemiripan visi passing dan skill set-nya dengan Nikola Jokic, kini ingin ia hapus. Sengun, yang musim ini rata-rata 23.4 poin, 10.7 rebound, 7.4 assist dalam 13 laga, yakin sudah siap mandiri. Rockets, yang lagi on fire dengan rekor 9-4, punya ambisi playoff—dan Sengun jadi kunci utama. INFO CASINO
Asal Mula Julukan “Baby Jokic”: Alperen Sengun Ingin Hapus Jejaknya Sebagai Baby Jokic
Julukan itu muncul sejak draft 2021, saat Sengun dipilih nomor 16 oleh Rockets. Analis NBA langsung bandingkan ia dengan Jokic: sama-sama center Eropa dengan passing elite, visi tinggi, dan naluri playmaking yang jarang dimiliki big man. Di musim rookie, Sengun rata-rata 9.3 poin, 4.8 rebound, 2.6 assist—mirip awal karir Jokic. Bahkan, Jokic sendiri pernah puji: “Ia berbakat, tapi kami beda tipe pemain. Ia hebat untuk punya cerita sendiri.” Tapi label itu melekat, terutama saat Sengun outplay Jokic di EuroBasket 2025: 28 poin, 13 rebound, delapan assist bantu Turki kalahkan Serbia 95-90. Shane Larkin, rekan setim di timnas, bilang: “Alperen tak mau julukan itu lagi—ia sudah di level MVP, bukan bayi lagi.” Di NBA, perbandingan ini bantu hype Sengun, tapi juga tekanan: ia sering disebut “versi muda Jokic” meski gaya bertahannya lebih agresif, dengan blok rata-rata 0.8 per laga.
Performa Sengun Musim Ini yang Mengesankan: Alperen Sengun Ingin Hapus Jejaknya Sebagai Baby Jokic
Musim 2025-26 jadi bukti Sengun sudah matang. Setelah All-Star debut tahun lalu dengan 19.1 poin, 10.3 rebound, 4.9 assist, ia naik level: 23.4 poin (shooting 58 persen), 10.7 rebound, 7.4 assist—tertinggi karir. Di laga lawan Nuggets, meski cuma 14 poin dari 6-14 tembakan, ia beri enam assist krusial, termasuk no-look pass ke Jalen Green. Rockets on fire sejak Oktober: delapan menang dari 10 laga, net rating plus 8.2 saat Sengun main. Ia dominan di paint—20 poin rata-rata dari situ—tapi juga tambah jarak: 35 persen tiga poin dari 2.1 upaya. Cedera ringan bahu Oktober tak halangi; ia kembali lebih kuat, pimpin tim ke peringkat tiga Barat. Pelatih Ime Udoka puji: “Alperen bukan lagi rookie—ia leader, dan gaya passing-nya unik, bukan tiruan.” Statistik advanced: player efficiency rating 26.4, win shares 1.8—tinggi di antara center.
Tanggapan Jokic dan Rekan Terkait
Jokic, tiga kali MVP, dukung Sengun lepas label itu. Pra-laga Nuggets, ia bilang: “Jangan lihat ia seperti saya—ia cukup bagus untuk cerita sendiri.” Ini sejalan pernyataan Jokic pasca-EuroBasket: “Kami mirip, tapi ia beda. Ia luar biasa.” Di Turki, Larkin tambah: “Alperen ingin ambil spot Jokic sebagai salah satu big terbaik—bukan bayi lagi.” Fans Rockets campur: banyak dukung Sengun lepas bayang Jokic, tapi ada yang bilang perbandingan itu bantu hype. Di media sosial, hashtag #OwnStorySengun trending setelah pernyataannya. Bahkan, Kevin Durant—rekan baru Rockets—puji: “Ia punya visi Jokic, tapi fisik lebih atletis.” Duel akhir pekan lalu tunjukkan kompetisi sehat: Jokic 34 poin, 10 rebound, sembilan assist; Sengun kalah tapi beri perlawanan sengit. Ini bukan rivalitas buruk, tapi dorong Sengun evolusi—ia tambah pick-and-roll defense, kurangi turnover dari 3.2 jadi 2.1 per laga.
Kesimpulan
Alperen Sengun siap hapus jejak “Baby Jokic” dengan tulis cerita mandiri di NBA—dari rookie dibandingkan MVP jadi All-Star yang pimpin Rockets ke playoff. Pernyataannya tegas, performanya mengesankan, dan dukungan Jokic beri ruang bernapas. Musim ini, dengan rata-rata triple-double hampir, ia bukti tak lagi bayi: ia center elite yang siap saingi Jokic di level MVP. Bagi Rockets, Sengun jadi fondasi—mereka butuh ia dominan jelang duel kontra Lakers Minggu nanti. Di usia 23, langit batasnya tinggi; julukan lama kini tinggal kenangan. Sengun bilang: “Panggil apa saja, tapi panggil saat di bank”—fokusnya jelas: menang dan warisan sendiri. NBA dapat bintang baru yang tak mau bayang-bayang.