
Buzzer Beater dalam Bola Basket. Buzzer beater adalah salah satu momen paling dramatis dalam permainan bola basket, terjadi ketika seorang pemain melepaskan tembakan tepat sebelum waktu pertandingan habis (buzzer berbunyi) dan bola masuk, mengubah skor secara menentukan. Tembakan yang satu ini tentunya bisa menjadi:
- Game-winner (menentukan kemenangan)
- Pengirim pertandingan ke overtime
- Penyelamat tim dari kekalahan
Buzzer beater ini sering kali diingat sebagai highlight terbaik dalam sejarah basket karena dramanya.
Sejarah dan Asal-Usul Istilah “Buzzer Beater”
Istilah buzzer beater berasal dari suara buzzer (bel/sirine) yang juga menandakan akhir kuarter atau pertandingan. Sejak NBA menggunakan shot clock (1954) dan aturan waktu yang ketat, tembakan di detik-detik akhir menjadi penting. Salah satu buzzer beater paling awal yang terkenal ini adalah Jerry West’s 60-foot shot di Final NBA 1970, meski tidak berhasil untuk menang, tembakannya legendaris.
Jenis-Jenis Buzzer Beater
Game-Winning Buzzer Beater
- Tembakan yang langsung memenangkan pertandingan.
- Contoh : Michael Jordan’s “The Shot” (1989) vs Cavaliers.
Overtime-Forcing Buzzer Beater
- Tembakan yang menyamakan skor dan membawa pertandingan ke overtime.
- Contoh : Damian Lillard’s 3-pointer vs Thunder (2019) di Game 5 playoff.
Half-Court/Full-Court Buzzer Beater
- Tembakan dari jauh yang masuk di detik terakhir.
- Contoh : Devin Booker’s half-court shot vs Grizzlies (2021).
Melakukan Buzzer Beater untuk Menghindari Kekalahan
- Tembakan yang mengurangi selisih skor meski tim tetap kalah.
- Contoh : Dwyane Wade’s 3-pointer vs Warriors (2019) (meski Miami tetap kalah).
Buzzer Beater Terkenal dalam Sejarah NBA
- “The Shot” – Michael Jordan (1989) : Playoff Bulls vs Cavaliers, Jordan melompat dan menembak di detik terakhir, mengantarkan Bulls ke babak berikutnya.
- “0.4” – Derek Fisher (2004) : Lakers vs Spurs, Fisher mencetak tembakan hanya dalam 0,4 detik, salah satu waktu tersingkat untuk buzzer beater.
- Damian Lillard’s “Wave Goodbye” (2019) : Lillard mencetak three-pointer dari jarak jauh sekaligus mengakhiri seri playoff Blazers vs Thunder.
- Kawhi Leonard’s “The Bounce” (2019) : Tembakan melayang yang memantul 4 kali sebelum masuk, mengantarkan Raptors ke Final NBA.
Pemain dengan Buzzer Beater Terbanyak
Beberapa pemain dikenal sebagai “clutch shooters” karena sering mencetak buzzer beater:
- Michael Jordan – 9 game-winning buzzer beaters di NBA.
- Kobe Bryant – 8 game-winners (termasuk tembakan melawan Heat dan Suns).
- LeBron James – 7 game-winning shots (termasuk playoff).
- Damian Lillard – Dijuluki “Dame Time” karena mencetak tembakan di detik-detik krusial.
Faktor yang Membuat Buzzer Beater Begitu Epik
- Tekanan Tinggi – Pemain harus tetap tenang meski waktu hampir habis.
- Skill Tinggi – Butuh akurasi, kecepatan, dan kreativitas.
- Drama yang Mencekam – Penonton dan pemain sama-sama menahan napas.
- Dampak Besar – Bisa mengubah jalannya playoff atau musim suatu tim.
Kontroversi Seputar Buzzer Beater
- Apakah waktunya sah? Kadang wasit harus meninjau ulang terlebih dahulu apakah bola benar-benar bisa lepas sebelum buzzer.
- Apakah ada foul yang terlewat? Beberapa pemain biasanya akan mengeluh karena kontak fisik diabaikan saat tembakan terakhir.
Buzzer Beater di Luar NBA
- FIBA/Olimpiade : Tembakan Manu Ginóbili (Argentina) vs Serbia (2004) yang ikonik.
- NCAA : Kris Jenkins’ three-pointer (2016) membawa Villanova juara nasional.
- Liga Indonesia : Beberapa momen buzzer beater terjadi di IBL, meski jarang diketahui.
Tips Melakukan Buzzer Beater
- Jangan Panik – Fokus pada target, bukan waktu.
- Cari Posisi Terbaik – Jika memungkinkan, usahakan tembakan three-pointer atau layup.
- Gunakan Fake (Tipuan) – Gerakan palsu bisa memberi ruang untuk tembakan.
- Latihan Situasional – Banyak pemain profesional berlatih tembakan terburu-buru.