
Carmelo Anthony Bilang Bahwa Musim Terbaiknya Bersama Lakers. New York, 23 September 2025 – Pernyataan mengejutkan dari Carmelo Anthony usai acara CTRL The Narrative akhir pekan lalu langsung jadi buah bibir di kalangan fans NBA. Sang legenda, yang baru saja diinduksi ke Hall of Fame 2025, sebut musim 2021/22 bersama Los Angeles Lakers sebagai yang terbaik dalam karir 19 tahunnya. “Secara jujur, tahun terbaik saya adalah dengan Lakers,” katanya, sambil tekankan efisiensi dan analytics yang bikin musim itu unggul meski tanpa playoff. Di usia 41, Anthony kini fokus podcast dan mentoring, tapi komentar ini picu debat: apakah benar musim bench role di skuad superteam gagal itu lebih baik daripada era Nuggets atau Knicks? Lakers finis 11th West dengan 33-49, tapi Anthony soroti chemistry off-court dan adaptasi sebagai role player. Pernyataan ini datang pas training camp, ingatkan betapa ia ubah narasi akhir karir dari scorer egois jadi kontributor tim. BERITA BOLA
Mengenal Siapa Itu Carmelo Anthony: Carmelo Anthony Bilang Bahwa Musim Terbaiknya Bersama Lakers
Carmelo Anthony lahir di Brooklyn, New York, pada 29 Mei 1984, dibesarkan di lingkungan Red Hook yang keras, bentuk dia jadi scorer tangguh sejak kecil. Kariernya melejit di Syracuse University musim 2002/03: rata-rata 20.2 poin, 6.6 rebound, dan 2.2 assist per game, bawa tim ke final NCAA dan gelar Freshman of the Year—langsung dipilih Denver Nuggets sebagai pick 3 overall di draft NBA 2003. Debut rookie-nya langsung sensasional: 21.0 poin per game, Rookie of the Year, dan bantu Nuggets ke playoff Barat pertama sejak 1995.
Di Nuggets selama delapan tahun, Anthony jadi All-Star enam kali berturut-turut (2007-2012), rata-rata 25.2 poin karir di sana, plus bawa tim ke final Barat 2009 meski kalah dari Lakers. Trade ke New York Knicks Februari 2011 ubah segalanya: enam musim di Madison Square Garden, All-Star empat kali lagi, dan scoring title 2012/13 dengan 28.7 poin per game. Total karir: 1,239 laga reguler, 22.5 poin, 6.2 rebound, 2.7 assist per game, shooting 44.7% FG dan 35.2% 3PT. Ia koleksi 10 All-Star, satu scoring title, dan pensiun 2023 usai musim kedua di Portland Trail Blazers. Di timnas USA, Anthony emas Olimpiade 2008, 2012, 2016, dan World Cup 2010—pencetak gol terbanyak sepanjang masa (336 poin). Anthony bukan cuma scorer; ia aktivis via Melo Foundation untuk pendidikan anak, dan ikon Knicks meski tanpa gelar. Usia pensiun, ia podcast “7PM in Brooklyn” dan mentor talenta muda.
Bagaimana Statistik Dia Selama di Lakers
Musim 2021/22 jadi akhir karir Anthony di Lakers, di mana ia gabung via free agency Agustus 2021 dengan kontrak veteran minimum $2.5 juta—langkah nostalgia setelah hampir gabung berkali-kali sebelumnya. Di 69 laga (start cuma tiga), ia rata-rata 13.3 poin, 4.2 rebound, 1.0 assist per game dalam 26.0 menit—shooting 44.1% FG, 37.5% 3PT (career-high), dan 83.0% FT. Efisiensi unggul: true shooting percentage 57.9% (career-high), effective field goal 54.4% (juga tertinggi), plus 0.9 steal per game. Highlight: 29 poin lawan Warriors Desember 2021 (6/9 3PT), dan 25 poin lawan Nuggets Maret 2022—malam emosional lawan mantan tim.
Sebagai bench scorer di skuad LeBron James, Anthony Davis, dan Russell Westbrook, ia adaptasi jadi floor-spacer: 5.3 three attempts per game (career-high), ciptakan ruang untuk drive LeBron. Turnovers rendah 1.1 per game, dan plus-minus +2.5 saat on-court—terbaik di tim. Meski Lakers kalah play-in lawan Timberwolves, Anthony cetak 18 poin di laga itu. Musim ini, ia main 58% laga, absen karena manajemen beban, tapi kontribusi off-court: chemistry dengan LeBron (teman draft 2003) bikin locker room solid. Analytics dukung klaimnya: per 36 menit, 18.4 poin—masih elite meski role kecil.
Perbandingan Statistik Carmelo Anthony di Lakers dan di Timnya yang Sekarang
Anthony pensiun sejak 2023, jadi “tim sekarang” ia lebih ke era akhir Portland Trail Blazers (2021-23), di mana ia main dua musim sebelum pensiun. Di Portland, musim 2021/22: 64 laga, 13.1 poin, 3.0 rebound, 1.0 assist per game dalam 24.8 menit—shooting 43.4% FG, 35.4% 3PT, true shooting 56.2%. Musim 2022/23: 26 laga, 13.0 poin, 3.0 rebound, 0.7 assist dalam 19.9 menit—43.3% FG, 35.2% 3PT, true shooting 55.8%. Rata-rata dua musim: 13.1 poin, 3.0 rebound, 0.9 assist, 43.4% FG—efisiensi lebih rendah daripada Lakers (true shooting 56.2% vs 57.9%).
Bandingkan dengan Knicks era peak (2011-17): rata-rata 24.7 poin, 7.0 rebound, 3.2 assist per game dalam 34.7 menit—44.3% FG, 33.3% 3PT, true shooting 53.2%. Scoring tinggi, tapi efisiensi rendah karena volume shot (20.4 FGA). Nuggets (2003-11): 25.2 poin, 6.8 rebound, 3.1 assist dalam 36.3 menit—45.3% FG, 33.7% 3PT, true shooting 53.8%. Lakers unggul efisiensi meski poin rendah (13.3 vs 25+), rebound kurang (4.2 vs 7+), tapi menit lebih sedikit (26 vs 35+). Portland mirip volume rendah, tapi shooting dan true shooting kalah—Lakers beri peran sempurna akhir karir, di mana ia adaptasi tanpa paksa jadi no.1 option.
Kesimpulan: Carmelo Anthony Bilang Bahwa Musim Terbaiknya Bersama Lakers
Pernyataan Carmelo Anthony soal musim terbaik di Lakers jadi refleksi matang dari legenda yang paham analytics lebih dari volume scoring. Dari 13.3 poin efisien di LA ke peran adaptif di Portland, ia bukti karir panjang butuh fleksibilitas, bukan cuma angka mentah. Di Nuggets dan Knicks, ia scorer elite tapi tanpa gelar; Lakers beri chemistry dan peak efisiensi, meski tanpa playoff. Kini di Hall of Fame, Anthony inspirasi: sukses akhir karir tak selalu trofi, tapi dampak tim. Bagi fans, ini pengingat betapa ia ubah narasi—dari iso king ke role model. Musim NBA baru, tapi cerita Melo abadi.