Dylan Harper Ingin Berkembang Dengan Spurs. Dylan Harper, rookie guard San Antonio Spurs yang dipilih kedua secara keseluruhan di draft NBA 2025, baru saja ungkapkan keinginannya untuk terus berkembang di bawah naungan tim Texas itu. Pada konferensi pers pasca kemenangan 135-132 atas New Orleans Pelicans pada Senin malam, 8 Desember 2025, Harper bilang, “Saya di sini untuk berkembang, belajar dari tim ini, dan bantu Spurs jadi lebih baik setiap hari.” Di usia 19 tahun, ia cetak 22 poin dengan enam assist dan tiga rebound dalam 26 menit—prestasi karir tertinggi yang tunjukkan kemajuan pasca cedera betis kiri yang sempat bikin ia absen beberapa minggu. Spurs, yang duduk di posisi ketiga Wilayah Barat dengan rekor 16-7, lagi bangun dinasti baru di sekitar Victor Wembanyama, dan Harper lihat dirinya sebagai bagian krusial. Ungkapan ini datang di tengah performa impresifnya, di mana ia rata-rata 13,5 poin per laga dari 13 penampilan. TIPS MASAK
Latar Belakang Masuk Spurs: Dylan Harper Ingin Berkembang Dengan Spurs
Harper gabung Spurs via draft Juni 2025, pilih kedua setelah Cooper Flagg ke Dallas Mavericks. Sebagai putra Ron Harper—juara lima kali NBA dengan Bulls dan Lakers—ia bawa warisan basket keluarga. Di Rutgers, ia rata-rata 19,4 poin dan empat assist, pimpin tim ke turnamen besar. Spurs incar ia untuk lengkapi backcourt dengan De’Aaron Fox dan Stephon Castle, ciptakan trio muda yang bisa dominasi dekade depan. Debutnya 22 Oktober lawan Mavericks impresif: 15 poin, empat rebound, dua assist dari bangku cadangan dalam kemenangan 125-92. Tapi awal musim terganggu cedera betis kiri pada akhir November lawan Suns, yang bikin ia absen hingga awal Desember. Kini, pasca pulih, Harper bilang Spurs beri ruang ideal untuk tumbuh: “Mereka percaya proses, dan saya ingin bukti diri setiap laga.”
Performa Terkini dan Pemulihan Cedera: Dylan Harper Ingin Berkembang Dengan Spurs
Pasca cedera, Harper langsung tunjukkan kemajuan. Di laga Pelicans, ia tembak 10-dari-16 lapangan, termasuk satu triple, dan beri enam assist—tertinggi musim ini. Sebelum cedera, ia struggle dengan satu-dari-11 tembakan lawan Cavaliers, tapi bounce back cepat: 15 poin dan enam assist lawan Grizzlies Selasa lalu. Cedera betis, yang awalnya dikira strain ringan, bikin ia pakai walking boot dan absen tiga minggu, tapi pelatih Mitch Johnson bilang pemulihannya “di depan jadwal.” Harper kini main 21 menit rata-rata, dengan shooting 47,9 persen lapangan dan 33 persen dari tiga poin. Ia kuat di paint: enam dari delapan gol lawan Grizzlies dari serangan dekat ring, tunjukkan fisik 6’5″ yang bantu ia menang 70 persen duel. Johnson puji: “Dylan belajar cepat, dia tak skip beat meski baru debut.”
Visi Pengembangan di Spurs
Harper lihat Spurs sebagai tempat sempurna untuk berkembang. Tim punya sistem pelatih yang fokus rotasi muda, di mana ia belajar dari Fox—veteran yang beri tips passing—dan Wembanyama untuk spacing. “Saya ingin tambah shooting dari luar dan defense on-ball, karena Spurs butuh guard serbabisa,” katanya. Di Rutgers, ia kuasai offense, tapi di NBA, ia adaptasi jadi facilitator: enam assist lawan Pelicans ciptakan peluang untuk Barnes dan Vassell. Cedera ajari ia manajemen beban, dan kini ia targetkan double-digit poin konsisten. Spurs rencanakan ia sebagai sixth man utama, dengan potensi starter jika Castle cedera lagi. Harper bilang: “Saya tak buru-buru, tapi lapar setiap hari—ini tim untuk menang sekarang dan lama.” Dukungan keluarga, termasuk ibu Maria yang coach di sekolah, tambah motivasi.
Dampak pada Tim dan Prospek Masa Depan
Keinginan Harper berkembang beri energi baru ke Spurs yang lagi panas. Tanpa Wembanyama yang absen sejak November karena betis, Harper isi kekosongan backcourt, bantu tim menang lima dari enam laga terakhir. Reaksinya di clutch time—runner krusial lawan Pelicans dengan 14 detik tersisa—tunjukkan mental juara, mirip ayahnya. Pelatih Johnson bilang ia “dark horse Rookie of the Year,” dengan rata-rata 3,9 assist dan 3,1 rebound. Prospeknya cerah: jika jaga ritme, ia bisa duet Fox untuk playoff push, di mana Spurs target semifinal Wilayah Barat. Fans AT&T Center sambut ia sebagai “Harper 2.0,” dan performa ini bisa angkat ia ke All-Rookie First Team.
Kesimpulan
Dylan Harper ingin berkembang dengan Spurs jadi cerita inspiratif rookie yang haus sukses. Dari draft kedua hingga 22 poin lawan Pelicans, ia bukti adaptasi cepat pasca cedera, dengan visi tambah skill untuk tim. Spurs untung punya guard muda seperti dia—fisik, pintar, dan lapar—untuk bangun era baru bareng Wembanyama. Musim panjang, tapi Harper siap kontribusi besar. Yang pasti, keinginannya ini bisa bawa Spurs lebih jauh, dan ia jadi nama baru di radar liga.