
Steven Orlando Akan Dilepas dari Borneo Hornbills. Borneo Hornbills lagi bikin gebrakan di akhir musim IBL 2025, tapi kali ini bukan soal kemenangan di lapangan, melainkan perpisahan yang bikin fans Bogor haru. Pada 29 September kemarin, manajemen klub resmi umumkan berpisah dengan Steven Orlando, pebasket yang udah jadi bagian keluarga selama empat musim sejak debut Borneo di liga profesional 2022. Ini langkah awal rombakan skuad demi persiapan musim kelima yang lebih kompetitif, setelah Hornbills finis peringkat keenam musim lalu dengan rekor 12 menang 10 kalah. Steven, yang tampil di IBL All Indonesian 2025 sebagai penutup manis, jadi korban perubahan besar di bawah pelatih Ismael Tan—yang datang 2024 dan bawa tim ke playoff. Dengan Respati Ragil Pamungkas juga dilepas sehari sebelumnya, Borneo keliatan serius remajakan tim. Buat Steven, ini akhir era, tapi juga pintu baru—dan fans berharap ia temuin rumah baru yang lebih pas. BERITA BASKET
Siapakah Itu Pemain Basket Steven Orlando: Steven Orlando Akan Dilepas dari Borneo Hornbills
Steven Orlando adalah guard lincah yang lahir 12 Maret 1999 di Bogor, Jawa Barat, dan tumbuh jadi talenta lokal IBL sejak remaja. Mulai karir di akademi Pacific Caesar Surabaya, ia debut profesional di IBL 2021 bareng West Bandits Honoris—main 15 laga dengan rata-rata 3,2 poin dan 1,5 assist. Borneo rekrut ia musim debut mereka 2022 sebagai pemain lokal utama, dan sejak itu ia jadi tulang punggung: total 85 penampilan di reguler season plus playoff. Tinggi 183 cm dengan kecepatan tinggi dan visi passing tajam, Steven spesialis point guard—bisa atur tempo, ciptain peluang, dan tambah poin dari perimeter. Ia wakili timnas Indonesia U-18 di SEA Youth Championship 2017, dan di level senior, capai All Indonesian 2025 sebagai penghargaan atas konsistensinya. Di luar lapangan, Steven dikenal lowkey: sering bagi waktu buat komunitas basket Bogor, dan kontraknya sampe 2025 bikin ia loyalis Hornbills. Di usia 26, ia wakili generasi muda IBL yang haus bukti diri—dari bench warmer awal jadi starter reguler.
Bagaimana Statistik Ataupun Peforma Pemain Ini di Borneo Hornbills
Performa Steven di Borneo naik pelan tapi pasti, dari cadangan jadi pilar rotasi. Musim 2022, debutnya cuma 10 menit per laga di 12 pertandingan: 1,8 poin, 0,8 rebound, 1,2 assist—kontribusi minim tapi tunjuk potensi passing. Musim 2023, naik jadi 15 menit rata-rata di 20 laga: 2,1 poin, 1,0 rebound, 2,0 assist, bantu Borneo finis playoff pertama. Puncaknya musim 2024: starter di 25 laga dengan 18,7 menit per game, torehan 2,6 poin per laga (ppg), 1,3 rebound per laga (rpg), dan 2,8 assist per laga (apg)—termasuk key pass di kemenangan 85-78 lawan Dewa United playoff. Di musim 2025, ia main 22 laga reguler plus tiga playoff: reguler 2,6 ppg, 1,3 rpg, 2,9 apg; playoff naik tajam jadi 7,0 ppg, 3,3 rpg, 6,0 apg—highlightnya double-double assist di Game 2 semifinal lawan Satya Wacana. Shooting-nya efisien: 42 persen field goal, 35 persen tiga poin, dan turnover rendah 1,5 per laga. Secara keseluruhan, Steven kontribusi 75 persen plus-minus tim saat ia di lapangan, bukti ia glue guy yang bikin rotasi lancar—meski bukan scorer utama.
Kenapa Dia Ingin Dilepas dari Manajemen Borneo Hornbills
Steven gak “ingin” dilepas secara pribadi, tapi manajemen Borneo yang ambil keputusan ini sebagai bagian rombakan skuad buat musim depan. Alasan utama? Perubahan visi di bawah Ismael Tan: Borneo pengen tim lebih muda dan dinamis buat saingi Dewa United dan Prawira Bandung yang dominan. Setelah finis keenam 2025, manajemen nilai rotasi butuh refresh—Steven, meski solid di playoff, dianggap kurang fit gaya up-tempo baru yang fokus pemain under-25. Musim lalu, menitnya turun dari 18,7 jadi 16 menit karena masuknya import seperti Michael Qualls, dan Tan pengen prioritasin talenta lokal muda seperti Sevly Rondonuwu. Plus, budget: kontrak Steven habis, dan Borneo pilih investasi di draft pick baru daripada perpanjangan. Steven sendiri hormati keputusan—di pernyataan perpisahan 28 September, ia bilang, “Empat tahun di sini bikin gue tumbuh, tapi gue paham tim butuh angin segar.” Ini mirip kasus Respati: performa oke tapi gak match visi jangka panjang. Borneo gak kasar; ini mutual separation, dengan Steven bebas cari klub baru sebelum free agency Oktober.
Kesimpulan: Steven Orlando Akan Dilepas dari Borneo Hornbills
Perpisahan Steven Orlando dari Borneo Hornbills ini jadi akhir manis era empat tahun yang penuh perjuangan—dari debut solid sampe highlight playoff, ia tinggalin warisan sebagai point guard lokal yang andal. Dengan statistik naik pelan dan peran krusial di rotasi, Steven bukti talenta Bogor yang siap level lebih tinggi. Manajemen ambil langkah rombakan demi kompetitif musim depan, meski fans sedih liat pilar kayak ia pergi. Buat Steven, ini peluang baru: klub seperti Prawira atau Pelita Jaya mungkin lirik, dan di usia 26, ia punya waktu buktiin diri. Borneo maju dengan skuad muda, tapi cerita Steven ingetin: IBL soal evolusi, bukan stagnan. Semoga ia temuin rumah baru yang bikin assist-nya tambah mengalir—dan Hornbills balik lebih kuat.