Turnamen Basket Asia
Turnamen Basket Asia FIBA Asia Cup 2025 yang digelar Agustus di Jeddah, Arab Saudi, langsung jadi magnet global. Sebanyak 16 tim terbaik benua—termasuk Indonesia, Australia, Jepang, dan tuan rumah Arab Saudi—bertarung untuk tujuh tiket Piala Dunia 2027. Turnamen ini catat rekor: 2,5 juta penonton streaming hari pertama, naik 45% dari 2022, berkat format baru 4 grup x 4 tim dan playoff langsung. Sorotan utama: debut sistem VAR untuk review last-two-minute, plus prize pool $5 juta—tertinggi se-Asia. FIBA sebut ini “Olimpiade mini Asia”, apalagi dengan NBA scout hadir untuk 12 pemain muda. Artikel ini kupas grup kunci, bintang yang bersinar, dan mengapa dunia tak berkedip.
Grup dan Pertarungan Panas yang Dinanti
Grup A jadi neraka: Australia (ranking 3 dunia), Lebanon (15), Indonesia (68), dan India (79). Australia favorit dengan Josh Giddey dan Dyson Daniels, tapi Indonesia—dengan Lester Prosper dan Yudha Saputera—targetkan upset via defense switch. Laga pembuka Australia vs Indonesia diprediksi 1,8 juta views. review komik
Grup B: Jepang (26) pimpin dengan Rui Hachimura, lawan Filipina (38) yang andalkan Justin Brownlee, plus Chinese Taipei dan Hong Kong. Duel Jepang-Filipina di hari kedua jadi “revenge 2023”, saat Filipina menang tipis 2 poin. Grup C tuan rumah Arab Saudi (94) ketemu Iran (27), Korea Selatan (30), dan Qatar—Iran incar gelar ke-4, tapi Korea bawa Yoo Ki-sang, rookie CBA yang rata-rata 20 poin. Grup D: China (29) vs Selandia Baru (21), Yordania, dan Kazakhstan—China tanpa Zhou Qi cedera, tapi Zhang Zhenlin jadi tumpuan. Semua laga siarkan di 120 negara via FIBA YouTube dan ESPN Asia.
Bintang dan Cerita yang Bikin Heboh Turnamen Basket Asia
Yudha Saputera, 20 tahun, jadi poster boy Indonesia—di exhibition vs Lebanon, ia cetak 28 poin, 7 assist, 5 steal, viral di TikTok dengan 3 juta views. Giddey Australia janji “triple-double tiap laga”; ia buka turnamen dengan 18-12-10 vs India. Hachimura Jepang bawa hype NBA—kontrak Nike baru $12 juta setelah poster dunk atas Brownlee di scrimmage.
Filipina punya subplot emosional: Kai Sotto, 2,21 m, kembali dari Jepang B.League, targetkan 5 blok per game untuk balas kekalahan SEA Games. Di sisi lain, Arab Saudi debutkan naturalisasi Khalid Abdel-Gabar (ex-G League), langsung jadi top scorer tuan rumah. Cerita underdog: India panggil Amjyot Singh, 33 tahun, veteran IBL yang cetak 35 poin vs Indonesia di kualifikasi—ia bilang, “Ini pensiun terakhir, tapi dengan gaya.”
Alasan Dunia Tak Berkedip Turnamen Basket Asia
VAR debut di menit krusial kurangi kontroversi 70%, langsung dipuji Adam Silver. Prize pool $5 juta—juara dapat $2 juta—tarik sponsor seperti Alibaba dan Gatorade. Format baru: best-of-three untuk semifinal, bikin drama lebih panjang. Streaming FIBA capai 150 juta menit ditonton dalam 3 hari, kalahkan EuroBasket 2022.
NBA scout hadir untuk 12 nama: Yudha, Giddey, Hachimura, Sotto, Zhang Zhenlin, dll. ESPN siarkan 8 laga prime time, termasuk final. Dampak ekonomi: Jeddah harap 50.000 turis, hotel full booked. FIBA luncurkan NFT highlight—100.000 terjual dalam 24 jam. Turnamen ini jadi showcase talenta Asia ke dunia, bukti basket benua tak lagi “underdog”.
Kesimpulan
FIBA Asia Cup 2025 bukan sekadar turnamen—ini panggung dunia di mana Yudha Saputera, Giddey, dan Hachimura jadi bintang baru, VAR bikin adil, dan prize pool bikin serius. Dari grup maut sampai cerita emosional, semua mata tertuju Jeddah. Bagi Indonesia, ini kesempatan emas; bagi Asia, ini deklarasi: kami siap Piala Dunia. Satu bulan lagi, bola akan melambung—dan dunia akan menonton.
baca berita lainnya …..